News Photo

Kunjungan ke Desa Mandiri Peduli Gambut

  • Minggu, 6 Desember 2020
Palangka Raya, 6 Desember 2020. Tim Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, melakukan kunjungan ke Desa-desa di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, yang menjadi bagian dari program Desa Mandiri Peduli Gambut. 8 Desa yang masuk dalam program tersebut adalah Desa Babai, Tabatan, dan Tampulang di Kabupaten Barito Selatan, Desa Tumbang Muroi dan Lahei Mangkutup di Kabupaten Kapuas, Desa Penda Barania dan Tanjung Sangalang di Kabupaten Pulang Pisau, serta Desa Penamas di Kota Kuala Kapuas. Dengan didampingi oleh tim Universitas Palangka Raya dan fasilitator masyarakat, tim Ditjen PPKL melihat sejauh apa progres kegiatan masyarakat di Desa-desa tersebut yang telah tersusun di dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
 
Di Desa Tanjung Sangalang, kelompok masyarakatnya telah membangun keramba apung untuk ikan patin. Kandang yang mampu menampung 3.500 ekor ayam dan 700 ekor bebek juga sedang dibangun, dan diharapkan akhir Desember kegiatan peternakan sudah dapat dimulai. Revegetasi dilakukan dengan shorea balangeran, yang merupakan tanaman endemik di lahan gambut, serta penanaman pisang. Begitu pun pembangunan sekat kanal di Desa Penda Barania yang sudah diawali dengan pengangkutan kayu. Di Desa Lahei Mangkutup, lahan seluas 1 hektar sudah mulai ditanami bibit shorea balangeran. Mereka juga telah membuat keramba apung untuk ikan patin. Perjalanan dilanjutkan ke Desa Tumbang Muroi yang ditempuh selama kurang lebih 2 jam menyusuri sungai Muroi, untuk melihat keramba apung dan kandang ayam, serta revegetasi dengan tanaman shorea balangeran di lahan seluas 5 hektar. Dalam perjalanan tersebut, tim Ditjen PPKL juga berkesempatan untuk menyaksikan hutan rawa gambut alami yang sudah sangat jarang ditemui di wilayah bergambut lainnya.
 
Budidaya ikan toman dan ikan lele dalam bentuk keramba apung mau pun kolam dapat banyak ditemui di Desa Tampulang. Ada 22 kelompok yang terlibat dalam sektor perikanan di Desa tersebut. Selain itu, mereka juga membuat kandang untuk budidaya bebek. Tidak jauh dari sana, Desa Tabatan juga membangun beberapa keramba apung untuk ikan toman. Kunjungan terakhir adalah ke Desa Babai, di mana mereka melakukan revegetasi di lahan seluas 40 hektar dengan bibit shorea balangeran, dan mempersiapkan benih padi untuk lahan satu hektar, juga tanaman-tanaman musiman seperti cabai, tomat, timun, semangka, dan labu kuning seluas satu hektar.
 
Dalam kunjungan kali ini, tim Ditjen PPKL mendapati beberapa kendala yang dihadapi masyarakat, salah satunya yang paling umum adalah banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Banjir cukup menyulitkan masyarakat untuk melaksanakan beberapa kegiatan mereka. Di beberapa Desa, lahan yang terendam tidak memungkinkan masyarakat untuk menggali dan menanam bibit untuk revegetasi. Di Desa Babai misalnya, mereka belum bisa memulai kegiatan pembuatan beje, yang merupakan lubang atau kolam untuk memperangkap banjir yang datang secara berkala, karena saat ini lahannya masih terendam. Namun, selain kendala, tim juga menemukan beberapa potensi Desa yang masih dapat didorong secara maksimal melalui program ini, seperti peternakan walet yang merupakan pemandangan umum di 8 Desa tersebut. Juga potensi Desa Tampulang yang memiliki populasi kerbau dengan jumlah 30.000 ekor, atau Desa Babai yang merupakan penghasil rotan.

Kunjungan juga akan segera dilakukan ke 10 Desa tambahan yang tercantum dalam Program Desa Mandiri Peduli Gambut. Berbagai kendala, potensi, keberhasilan, dan kegagalan yang ditemui di 8 Desa ini, dapat menjadi pelajaran berharga dalam pelaksanaan program di 10 Desa berikutnya, sehingga tujuan utama untuk memfasilitasi kegiatan yang berkelanjutan agar menjadi masyarakat yang mandiri dan mensejahterakan masyarakat secara ekonomi dapat dicapai dengan baik.