News Photo

PENANDATANGANAN KERJA SAMA KLHK – GIZ “PROYEK PENANGANAN SAMPAH LAUT: REDUCE, REUSE, RECYCLE TO PROTECT THE MARINE ENVIRONMENT AND CORAL REEFS (3RPROMAR)”

  • Senin, 30 Januari 2023
Jakarta, 30 Januari 2023. Kerja sama ASEAN dan Jerman bertajuk 3RproMar - “Reduce, Reuse, Recycle to Protect the Marine Environment and Coral Reefs” mulai berlaku secara nasional di Indonesia yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) atau Perjanjian Kerjasama hari ini di kantor Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kebon Nanas, Jakarta Timur. Kerja sama ini dilaksanakan guna memperkuat dan memperdalam hubungan dan kerja sama bilateral yang telah terjalin lama antara KLHK, GIZ dan Republik Federal Jerman. Hadir dalam acara ini Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sigit Reliantoro, serta Direktur GIZ Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Mr. Martin Hansen; Penasihat Utama proyek, Tn. Piyush Dhawan.
 
Proyek 3RproMar adalah salah satu proyek yang dibentuk dalam skema ASEAN dan diimplementasikan untuk mendukung Negara Anggota ASEAN (AMS) dalam meningkatkan kapasitas mereka untuk mengurangi pencemaran limbah berbasis daratan untuk melindungi lingkungan laut melalui tindakan kolektif, serta berkontribusi untuk meningkatkan kerja sama regional dan manajemen pengetahuan di antara AMS. Indonesia termasuk di antara empat negara pelaksana proyek selain Kamboja, Filipina, dan Vietnam.
 
Untuk itu, GIZ bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui tiga Direktorat berbeda di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang salah satunya Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan di Wilayah Pesisir dan Laut, Direktorat Jenderal PPKL. Proyek tersebut sudah dimulai sejak Juli 2020 dan diperkirakan akan dilaksanakan hingga Juni 2025.
 
Proyek ini tidak hanya beroperasi sebagai fasilitator dialog politik tetapi juga membawa kesepakatan penting di lapangan. Itulah sebabnya 3RproMar akan menyiapkan percontohan di tingkat masyarakat yang merupakan kekuatan inti proyek dan menciptakan pendekatan terpadu untuk menghubungkan koordinasi di tingkat regional, nasional, dan lokal. Percontohan di Indonesia akan dimulai di Manado, Sulawesi Utara yang bertujuan untuk mengatasi masalah sampah laut, khususnya plastik, serta meningkatkan kesadaran dan pengelolaan sampah. Proyek percontohan yang akan dilaksanakan berupa pendekatan 3R terpadu di Kota Manado. Tujuan ini selaras dengan Rencana Aksi Nasional Indonesia untuk Memerangi Sampah Plastik di Laut, serta proses regional dan global terkait polusi plastik, termasuk Inter-governmental Negotiating Committee on Plastic Pollution; Rencana Aksi Regional ASEAN untuk Memerangi Sampah di Laut; dan Rencana Aksi Regional COBSEA tentang Sampah Laut.
 
“Saya percaya bahwa Proyek 3RProMar akan menguntungkan upaya Indonesia dengan melibatkan berbagai pihak untuk membangun pemahaman bersama tentang sampah laut, serta memprioritaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah secara terpadu dan holistik”, ungkap Sigit. Ia juga optimis bahwa proyek ini akan semakin memperkuat koordinasi kelembagaan di dalam dan antar Kementerian, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang perannya memainkan peran penting untuk memastikan keberhasilan implementasi proyek.
 
Sampah plastik di laut merupakan ancaman global yang sangat mempengaruhi negara kepulauan seperti Indonesia dan khususnya di tingkat lokal, terutama di kota-kota pesisir seperti Manado. Sumber daya bawah air dan lingkungan laut yang melimpah membuatnya sangat rentan terhadap dampak negatif sampah plastik pada sektor perikanan dan pariwisata. Melalui implementasi percontohan di Manado, upaya kolaboratif untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan dan pengelolaan sampah tidak hanya akan menguntungkan kota tersebut, tetapi juga berpotensi mempengaruhi wilayah sekitar seperti Likupang yang menjadi tujuan super prioritas Pemerintah Indonesia tahun ini.
 
Jerman sebagai pemimpin global dalam daur ulang dengan tingkat daur ulang lebih dari 70% dari sampah yang dikumpulkan dan didaur ulang setiap tahun, dengan senang hati memberikan dukungannya kepada Indonesia dan kota Manado di bawah kerangka Kerja Sama Pembangunan ASEAN-Jerman. Melalui perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara KLHK dan GIZ, proyek ini memainkan peran penting sebagai komitmen kedua pemerintah untuk memastikan keberhasilan dan pentingnya pengelolaan sampah di negara maupun di daerah.
 
Mengingat Keketuaan ASEAN Indonesia 2023, dukungan untuk pelaksanaan agenda prioritas ASEAN Working Group on Coastal and Marine Environment (AWGCME), serta ASEAN Working Group on Environmentally Sustainable Cities (AWGESC) sangat perlu ditekankan. Tak hanya itu, ke depan akan dikembangkan untuk pelaksanaan proyek unggulan yang telah dibangun oleh KLHK seperti Regional Capacity Center for Clean Seas (RC3S).
 
 
OOooOO