News Photo

DITJEN PPKL MENJADI CONTOH KEBERHASILAN PROGRAM GEF DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT BERKELANJUTAN

  • Kamis, 12 Januari 2023
Nusa Dua, 12 Januari 2023. Global Environment Facility (GEF) Operational Focal Point (OFP) Indonesia mengadakan GEF-8 Asia & Pacific Regional Workshop on Integrated Programs (APW) yang diselenggarakan tanggal 10-12 Januari 2023 di The Westin Resort Nusa Dua, Bali. Pertemuan dihadiri sekitar 200 orang dari Kementerian/Lembaga yang menangani lingkungan hidup di Asia Pasifik dan tim GEF dari Washington DC. Pertemuan APW memiliki tujuan untuk memberikan general view mengenai GEF-8 dan menjelaskan Strategi Pemrograman GEF-8 (GEF-8 Programming Strategy).
 
Dalam kesempatan ini, kegiatan APW juga menampilkan pameran dari pelaksana proyek GEF.  Pameran tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari Learning Day Event pada GEF-8 Asia Pacific Workshop on Integrated Programs, dalam rangka berbagi pengetahuan, praktik baik, dan pelajaran penting dari pelaksanaan proyek GEF di negara Asia Pasifik yang relevan dengan 11 (sebelas) Integrated Programs (IPs), khususnya untuk mempererat South-South Collaboration. Kemudian diharapkan pula Workshop ini dapat mendorong pertukaran informasi antar OFP Asia dan Pasifik berdasarkan pengalaman Indonesia di dalam memetik manfaat utama bagi negara-negara dan pelajaran yang didapat dari proyek.
 
Pertemuan ini disertai koordinasi dengan IFAD sebagai Executing Agency dan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) yang menugaskan Direktorat Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut selaku salah satu National Project Director (NPD) Proyek GEF yang ada di Indonesia. Dalam pameran yang berlangsung selama 3 hari ini, Ditjen PPKL mendapatkan kesempatan untuk menampilkan dua proyek yang berhasil dalam kegiatan pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan. Kedua proyek tersebut adalah Sustainable Management of Peatland Ecosystem in Indonesia (SMPEI) dari periode GEF-5 dan Integrated Management of Peatland Landscapes in Indonesia (IMPLI) yang dari GEF-6.
 
Proyek SMPEI adalah proyek yang bertujuan untuk mempromosikan pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan, mengamankan stok karbon, dan melestarikan keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Beragam capaian penting pada proyek SMPEI yang telah diketahui pada tingkat Internasional, Nasional dan Daerah, sebagai milestone pembelajaran dan potensial untuk diperluas melalui kolaborasi multi pihak, selain juga tergambarkan besarnya tantangan keberlanjutan menuju tujuan perbaikan permanen tata kelola ekosistem gambut Indonesia. Salah satu capain proyek SMPEI adalah pembangunan aplikasi Sistem Informasi Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (SIPPEG) yang baru saja di launching pada kegiatan COP27 di Mesir juga merupakan salah satu capaian dari Projek SMPEI. Aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan kebakaran yang dapat dengan mudah diakses oleh publik.
 
Di sisi lain, Proyek IMPLI merupakan proyek nasional yang dilaksanakan untuk meningkatkan pelaksanaan Program Pemerintah Indonesia di bidang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut secara berkelanjutan. Proyek IMPLI memiliki misi untuk mewujudkan penguatan sistem untuk pengelolaan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan emisi GRK, peningkatan kesejahteraan pedesaan di lahan gambut target Indonesia, dan peningkatan kapasitas kelembagaan, kerangka kerja dan kemitraan untuk meningkatkan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut secara berkelanjutan. Proyek IMPLI menargetkan seluas 1,2 juta hektar lansekap lahan Gambut yang dikelola secara berkelanjutan dan penguatan kapasitas komunitas petani kecil di 12 desa yang terletak di dalam atau berdekatan dengan KHG (Kawasan Hidrologi Gambut) dengan status kerusakan berat sampai sangat berat dan berdekatan dengan kawasan konservasi. Proyek IMPLI baru akan diimplementasikan terhitung sejak 2023-2026.
 
Kedua proyek ditampilkan untuk menjadi showcase utama dalam upaya untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan nasional, regional, dan global.
 
OOooOO
 
Penulis: Nicholas Rolando
Editor : Hanum Sakina