News Photo

KOMITMEN MENUJU LAUT INDONESIA BERSIH SAMPAH 2000 ORANG IKUTI GERAKAN BERSIH PANTAI DI PANTAI KENJERAN JAWA TIMUR

  • Selasa, 14 November 2017
Surabaya, 14 November 2017. Indonesia tercatat sebagai peringkat ke 2 dunia setelah China sebagai penghasil sampah plastik ke laut terbanyak. Masalah sampah ini masih menjadi isu utama untuk lingkungan hidup. Dalam rangka menangani permasalahan sampah tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membuat program menuju Indonesia Bersih Sampah 2020 dan mencanangkan pengurangan sampah sebanyak 30% pada tahun 2025, serta pengelolaan sampah sebanyak 70% pada tahun 2025. Komitmen tersebut termasuk dengan mengurangi sampah plastik di laut. Untuk itu, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) KLHK menyelenggarakan Gerakan Bersih Pantai (Coastal Clean Up/CCU) di Taman Suroboyo, Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal PPKL, Karliansyah, dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Sebanyak 2000 orang lebih melakukan bersih-bersih sampah di pantai yang berasal dari peserta Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dari 34 Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan 178 Kabupaten/Kota, Pemprov Jawa Timur, Pemkot Surabaya, kader lingkungan, swasta, pelajar, dan masyarakat sekitar.
 
Seiring pesatnya perkembangan pembangunan, industrialisasi dan kegiatan ekonomi, masalah sampah menjadi peramasalahan di setiap kota di Indonesia bahkan di dunia. Sampah yang tidak terkelola pada akhirnya masuk ke laut yang mengakibatkan permasalahan tersendiri di laut, khususnya sampah plastik. Sampah plastik tidak dapat terurai dengan mudah sehingga dapat terjadi penimbunan sampah plastik yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan di laut. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (Ditjen PSLB3) KLHK, pada tahun 2016 terdapat 65 juta timbulan sampah di Indonesia. Angka ini meningkat satu ton dibandingkan tahun 2015. Untuk itu, kita harus berperan dalam penanggulangan marine litter atau marine debris.
 
Sejak tahun 2015 KLHK sudah melakukan coastal cleanup atau bersih-bersih sampah di pantai di beberapa kota. Bersih-bersih sampah juga dilakukan di sungai karena sampah dari sungai akan berakhir di laut. Pada tahun 2017 KLHK akan melakukan pemetaan sampah laut tetapi masih yang terkumpul di pantai di 19 kota yang berkomitmen melaksanakan pengurangan dan pengelolaan sampah. Pada saat yang bersamaan dilakukan juga kegiatan Coastal Clean Up (CCU) di 8 kota, salah satunya di Surabaya ini.
 
Apresiasi disampaikan oleh Wagub Jatim kepada masyarakat dan peserta CCU yang mau berpartisipasi membersihkan dan menjaga lingkungan. “Pantai Kenjeran saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang mampu mendatangkan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Manfaat dari lingkungan yang bersih akan menghasilkan generasi sehat dan cerdas. Untuk itu, kita harus melestarikan dan menjaga kebersihan pantai untuk generasi mendatang”, ucap Saifullah.
 
Dirjen PPKL dalam sambutannya juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Surabaya dalam menjaga kebersihan pesisir pantai. “Kebersihan di pesisir pantai Kenjeran harus ditiru dan diimplementasikan oleh seluruh daerah lain di Indonesia. Saya kagum ketika akan masuk di sepanjang jalan Kenjeran tidak terlihat sampah ataupun bau menyengat. Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya harus menjadi inspirasi bagi daerah lain seluruh Indonesia”, kata Karliansyah.
 
Jawa Timur setiap harinya menghasilkan 19 juta ton sampah yang 20% diantaranya adalah sampah non organik. Selain itu, limbah B3 setiap tahun potensinya cukup besar karena mencapai 300 juta ton, dimana yang terdata baru 170 juta dan 150 juta ton diantaranya dihasilkan oleh PLTU Paiton dan telah mampu diolah sendiri oleh Paiton.
 
Masalah sampah tidak dapat diselesaikan semata-mata dari sisi pemerintah dan  regulasi tetapi juga harus melibatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat dan  asri bebas dari sampah. Masyarakat dapat berperan aktif dalam pengurangan dan pengelolaan sampah dengan cara mengatur pola hidup konsumsi secara bijaksana dengan tidak banyak menggunakan bahan yang akan menjadi sampah, menggunakan kembali sampah dan mengolah sampah menjadi barang yang berguna. Dengan cara-cara tersebut maka timbulan sampah akan berkurang dan sampah yang masuk ke laut juga menjadi berkurang karena sudah menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
 
Kegiatan CCU merupakan salah satu kegiatan penanganan sampah di hilir. Melalui kegiatan CCU ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi sampah, khususnya sampah plastik. Kegiatan seperti ini diharapkan menjadi kegiatan yang rutin dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat dan melibatkan dunia usaha.