News Photo

Seminar Pengembangan Indikator Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2020-2024

  • Jumat, 20 Juli 2018
Jakarta, 19 Juli 2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menyatakan bahwa Indikator Kinerja Utama Ditjen PPKL terdiri dari Indeks Kualitas Udara (IKU), Indeks Kualitas Air (IKA) dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL). Indikator kinerja pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan dalam bentuk indeks untuk mempercepat mendapatkan kesimpulan dan mempermudah penyampaian informasi publik serta lebih mudah dimengerti. Indeks tersebut diterjemahkan dalam angka yang menerangkan kualitas lingkungan hidup berada pada kondisi baik atau sebaliknya.

Dalam rangka menyongsong RPJMN 2020-2024, Ditjen PPKL telah menyiapkan pengembangan penghitungan IKU, IKA, IKTL dan menambahkan Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) setelah dilakukan evaluasi selama pelaksanaan paruh waktu RPJMN 2015-2019. Untuk itu, pada tanggal 19 Juli 2018 di Jakarta Convention Center, Ditjen PPKL mengadakan Seminar Pengembangan Indikator Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2020-2024. Seminar ini bertujuan untuk sosialisasi dan sekaligus mendapatkan masukan terkait pengembangan penghitungan IKA, IKU, IKTL dan IKAL Tahun 2020-2024 yang akan digunakan sebagai Indikator Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup. Seminar yang juga merupakan rangkaian kegiatan dalam Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018 ini dihadiri sekitar 180 orang peserta dari K/L (Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman, Kemendagri, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian ATR, Kementerian KKP, KLHK), Perguruan Tinggi/Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Instansi Lingkungan Hidup Provinsi serta Kabupaten/Kota.

Pembukaan seminar oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Bapak M.R. Karliansyah. “Di masa yang akan datang, untuk dapat mendukung indikator kinerja kualitas lingkungan hidup yang lebih handal dan dapat merefleksikan kondisi lingkungan hidup yang sesungguhnya serta terkait dampaknya terhadap kesehatan manusia, maka metode perhitungan dan beberapa parameter lingkungan di atas perlu dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih komprehensif. Karena itu, penambahan indikator kualitas air laut dan indikator kualitas ekosistem gambut, serta penambahan parameter lingkungan lainnya akan dilakukan dalam perhitungan IKLH”, ucap Karliansyah.
 
Konsep pengembangan perhitungan IKA, IKU IKTL, dan IKAL disampaikan oleh masing-masing Direktur lingkup Ditjen PPKL serta tanggapan dari Tim Panelis dari ITB dan IPB yaitu: Prof. Tjandra Setiadi (Kepala PSLH ITB), Dr. Driejana (FTSL ITB), Dr. Sigid Haryadi (PKSPL IPB) dan Dr. Yudi Setiawan (Fahut IPB).
 
Hadir juga sebagai pembicara dalam seminar ini, pendiri Wahid Institute, Ibu Yenny Wahid memberikan ceramah tentang pentingnya kualitas lingkungan hidup yang baik bagi masyarakat. Dalam ceramah singkatnya, Yenny Wahid menekankan bahwa isu lingkungan dengan isu ekonomi bisa diselaraskan dengan kreatifitas dan komitmen dari para pembuat kebijakan.