News Photo

Indonesia Menjadi Contoh Pengelolaan Lahan Gambut

  • Minggu, 28 Oktober 2018
Pontianak, 27 Oktober 2018. Menindaklanjuti hasil pertemuan Global Peatland Initiative (GPI) ke-3 bulan Maret 2018 lalu di Brazzaville Republik Kongo, Menteri Lingkungan Hidup dan Pariwisata Republik Kongo, Arlette Soudan Nonault serta Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Demokratik Kongo yang diwakili oleh Direktur Jenderal Kehutanan dan Pembangunan Berkelanjutan, Jose Ilanga Lofonga, melakukan kunjungan ke Pontianak, Kalimantan Barat. Keberhasilan Indonesia dalam Pengelolaan Gambut mendapat apresiasi tinggi dari peserta GPI, sehingga negara Republik Kongo dan Demokratik Kongo melihat langsung pengelolaan dan penataan lahan gambut yang ada di Indonesia.

Pada tahun 2017 telah ditemukan tropical gambut terbesar kedua di dunia dengan luas 145.000km2 di perbatasan antara Republik Kongo dan Demokratik Kongo yang dikenal dengan sebutan Kongo Basin. Kedua Negara bersepakat untuk mengelola bersama-sama kawasan gambut tersebut. Pengalaman yang dimiliki oleh Indonesia dalam pengelolaan lahan gambut diharapkan dapat diterapakan dilahan gambut Kongo Basin. Kebijakan dan Implementasi Pemerintah Indonesia tentang tata kelola gambut menjadi contoh bagi kedua negara tersebut dalam mengelola lahan gambut terbesar kedua di dunia itu.

Kunjungan diawali  dengan mengunjungi markas Manggala Agni Daops Pontianak. Menteri Arlette melakukan pembelajaran langsung bagaimana penanganan kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA). Umumnya KARHUTLA yang terjadi di Indonesia berasal dari pembukaan lahan dengan cara dibakar.

Dihari kedua, rombongan melihat pemanfaatan lahan gambut dan tata kelola airnya di areal PT.Mayangkara Tanaman Industri (MTI) yang berada di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Menteri Arlette dan Jose Ilanga Lofonga selain melihat pemanfaatan lahan gambut untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) juga melihat infrastruktur tata kelola air dari dekat serta sarana peringatan dini terhadap kebakaran hutan seperti sumur pantau tinggi muka air tanah dan SESAME (Sensory Data Transmission Service Assisted by Midori Engineering). Sistem SESAME dimungkinkan untuk melakukan pengukuran tinggi muka air tanah gambut, kadar air, temperatur dan kelembaban lahan.

Menteri Arlette mengatakan “Indonesia sudah melalui berbagai tahapan dan sudah mengatasi berbagai tantangan dalam pengelolaan lahan gambut, untuk itu pengalaman-pengalaman yang diberikan langusung oleh Pemerintah Indonesia ini akan sangat berguna bagi Republik Kongo dan akan di implementasikan”

Kunjungan negara Republik Kongo dan demokratik Kongo diakhiri dengan menghadiri peresmian International Tropical Peatland Center (ITPC) oleh Menteri LHK Siti Nurbaya pada tanggal 30 Oktober 2018 di gedung Manggala Wanabaki KLHK. Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Agus Julianto mengatakan “ITPC adalah networking yang bertujuan melibatkan seluruh stakeholder yang terkait dengan gambut untuk tukar-menukar informasi dan membangun database serta menyiapkan event-event agar memiliki agenda tahunan tentang pengelolaan gambut berkelanjutan”. Saat ini Sekretariat ITPC berada di BLI KLHK bersama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR) di Bogor.