News Photo

Kolaborasi KLHK dengan Dunia Usaha Untuk Kelestarian Lingkungan Pesisir dan Laut

  • Sabtu, 16 Februari 2019
Cirebon, 15 Februari 2019. Kegiatan Bersih Pantai atau Coastal Clean Up (CCU) yang menjadi salah satu gerakan peduli lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kembali dilaksanakan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya ikut serta bersama 1000 peserta yang berasal dari dari pelajar, Pemerintah Daerah, komunitas, dan masyarakat umum membersihkan sepanjang pesisir Pantai Pelabuhan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Pantai ini menjadi lokasi wisata andalan Kota Cirebon untuk tempat bersantai dan melepas lelah warganya. Menteri LHK didampingi Walikota Cirebon, Nasrudin Azis, Pejabat KLHK diantaranya Sekretaris Jenderal KLHK, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, Kepala Badan Pengembangan SDM KLHK Helmi Basalamah, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Hilman Nugroho, serta Pejabat PT Pertamina dan PT Indonesia Power.
 
Kegiatan CCU melibatkan masyarakat dan dunia usaha yang peduli terhadap kelestarian pesisir dan laut, sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk dapat berpartisipasi dalam pengendalian pencemaran pesisir dan laut. Seperti diketahui, pada saat ini pencemaran akibat sampah di kawasan pesisir dan laut menjadi perhatian serius bagi berbagai kalangan masyarakat di tingkat lokal, nasional, maupun global. Sejak tahun 2015, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan Gerakan Aksi Bersih-Bersih Pantai atau Coastal Clean Up (CCU) di berbagai wilayah di Indonesia. Sampah yang dikumpulkan dari kegiatan bersih-bersih pantai akan ditimbang untuk diketahui berat dan dipiliah jenis sampah yang terkumpul. Selanjutnya, sampah tersebut akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk dikelola. “Melalui gerakan CCU secara kolektif bisa memindahkan 20 juta keping sampah di seluruh dunia dari pantai dan selokan ke TPA”, tambah Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, M.R. Karliansyah.
 
Hasil survei Kementerian LHK (2017) di 18 Kabupaten/Kota, menunjukan bahwa estimasi total sampah laut pada tahun 2017 sekitar 1,2 juta ton, dengan rerata timbulan sampah laut sebanyak 106.385 gram per meter persegi. Sampah plastik di lautan terutama berasal dari darat bersumber dari aliran sungai yang bermuara di laut dan kawasan pesisir. Hasil Kajian Pencemaran Mikroplastik (MPS) di DAS Citarum yang dilaksanakan KLHK bekerjasama dengan pakar Institut Pertanian Bogor, menunjukkan di daerah hulu ditemukan rataan mikroplastik sebesar 29.02 ± 37.56 MPS per m3, di daerah tengah sebesar 0.76 ± 0.53 MPS per m3, dan di Hilir sebesar 1.88 ± 1.61 MPS per m3. Selain itu, kajian sampah laut oleh Tim P2O LIPI menunjukkan mikroplastik ditemukan pada seluruh perairan dan sedimen pesisir dan laut Indonesia, berupa jenis plastik sederhana yaitu polietilen, polipropilene, nylon, polistiren.
 
Seperti diketahui, pada saat ini pencemaran akibat sampah di kawasan pesisir dan laut menjadi perhatian serius bagi berbagai kalangan masyarakat di tingkat lokal, nasional, maupun global. 80% sampah di laut berasal dari aktifitas di daratan yang mengalir melalui sungai dan selokan sehingga mencemari laut. “Dalam satu meter persegi terdapat 106,3 gram sampah laut dalam bentuk organik, domestik, plastik, dan logam. Dan dalam satu meter kubik air laut tersebut terdapat 27 - 36 lembar plastik melayang-layang” kata Menteri Siti.
 
“Beberapa Pemerintah Daerah juga telah melakukan inisiatif lokal dalam kurangi sampah plastik, seperti Kabupaten Badung, Kota Banjarmasin, Kota Balikpapan, Kota Bogor dan lainnya. Berbagai keberhasilan dari inisiatif lokal yang telah dilakukan, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk melakukan kegiatan serupa, termasuk salah satunya memberikan apresiasi terhadap berbagai gerakan masyarakat peduli lingkungan, khususnya dalam pengurangan sampah plastik ini”, jelas Menteri LHK dalam sambutan pembukaan.
 
Hasil kegiatan CCU kali ini, dalam satu zona terkumpul 88 kg sampah, dimana 27 – 30% adalah sampah plastik, sementara sisanya sampah organik, kayu, dan campuran. Sampah tersebut selanjutnya akan dipilah dan diolah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle); sampah organik akan diolah menjadi kompos; sampah plastik didaur ulang; dan sisanya akan dibuang ke TPA. Walikota Cirebon, Nasrudin Azis sangat mendukung kegiatan CCU. Pantai lokasi acara yang juga dikenal sebagai Pantai Pelabuhan ini, menjadi lokasi wisata andalan Kota Cirebon untuk tempat bersantai dan melepas lelah warganya. “Kegiatan CCU yang melibatkan masyarakat dan dunia usaha yang peduli terhadap kelestarian pesisir dan laut, tentu sangat diperlukan untuk dapat berpartisipasi dalam pengendalian pencemaran pesisir dan laut”, ucap Nasrudin.
 
Kegiatan CCU ini terlaksana berkat dukungan dan kerjasama dengan PT. Pertamina dan PT Indonesia Power. Selain kegiatan CCU, pada kesempatan ini juga dilakukan peresmian Sekolah Mangrove, Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove, dan Buku Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove oleh Menteri LHK dan Walikota Cirebon. Tidak hanya itu, dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) juga ikut mendukung pelestarian lingkungan pesisir dan laut. Salah satunya adalah Program Inspirasi Perempuan yaitu Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Batik Mangrove oleh PT Indonesia Power yang juga diresmikan dalam kegiatan ini. Program pemberdayaan ini mengajak peran aktif masyatakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga sekaligus peduli lingkungan.