News Photo

WEBINAR HARI BUMI TAHUN 2020 “Perempuan dan Bumi: Cinta Kami Tak Terbatas”

  • Rabu, 22 April 2020
Jakarta, 23 April 2020. Dalam rangka memperingati Hari Bumi setiap tanggal 22 April, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK menyelenggarakan diskusi Webinar (Web Seminar) dengan mengangkat tema “Perempuan dan Bumi: Cinta Kami Tak Terbatas”. Topik ini dipilih sekaligus untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada hari sebelumnya. Perempuan dianggap memiliki posisi penting dalam membangun kepedulian terhadap bumi, khususnya pengelolaan lingkungan hidup.
 
Webinar ini terbuka untuk umum dengan mengakses aplikasi Zoom Meeting. Para peserta diskusi mendaftar melalui formulir yang diumumkan di media sosial Instagram Ditjen PPKL (@ditjenppkl_klhk). Diskusi berlangsung pada pukul 18.30 – 19.45 WIB ini diikuti oleh 71 peserta dari 85 orang terdaftar. Para pembicara yang hadir adalah perwakilan Srikandi perempuan yang peduli pada lingkungan hidup yaitu Vania F Herlambang, Puteri Indonesia Lingkungan Tahun 2018; Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan Tahun 2020; Dewi Purningsih, Jurnalis Madya Greeners.co; dan Siska Nirmala, Zero Waste Adventure.
 
Apa kaitan perempuan dengan alam/lingkungan? Seringkali perempuan menjadi personifikasi dalam penyebutan yang berkaitan dengan alam seperti “Ibu Pertiwi” atau “mother of nature”. Menurut Vania, sapaan akrab Vania F Herlambang, perempuan adalah sosok yang secara kodrat melahirkan, merawat, dan menumbuhkembangkan manusia, sebagaimana manusia tumbuh dan berkembang dengan alam. Oleh sebab itu, bagaimana alam bekerja yang ditujukan sebagai perilaku seorang ibu. Hal lain dikemukakan oleh Siska Nirmala. Ia berkata, “Perempuan secara fitrah adalah pelestari dan kader konservasi. Peran sentral perempuan khususnya di level keluarga, untuk menjaga keluarga dengan mengelola kebutuhan, sederhana tapi memiliki esensi yang dalam”.
 
Puteri Indonesia Lingkungan Tahun 2020, Putu Ayu menjelaskan bahwa perempuan memiliki sifat persuasif dan pendidik sehingga dapat menjadi agen dalam mengedukasi pentingnya memelihara lingkungan dan bumi. Dari hal kecil seperti kepada keluarga. “Penting bagi perempuan untuk mengerti platform yang dimiliki dan mengerti bagaimana memaksimalkan platform tersebut. Perempuan juga harus melakukan observasi kondisi disekitarnya, karena sekecil apapun perannya, jika dilakukan dengan konsisten akan berdampak. Start something small, do it consistently”, jelas Putu Ayu.
 
Sebagai perwakilan dari komunitas peduli lingkungan, Siska Nirmala menjelaskan bahwa setiap individu dapat mempromosikan gaya hidup zero waste atau minum sampah. Salah satunya adalah dengan kegiatan wisata alam atau berpetualang. Hal ini dirasa menjadi strategi yang tepat untuk menarik minat generasi muda.
 
Sisi lain dijelaskan oleh Dewi Purningsih. Ia mengungkapkan bahwa sebagai perempuan dan jurnalis, ia berperan memberikan dan menyebarkan isu dan/atau informasi tentang lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari perempuan juga dapat mendorong orang terdekat dan disekitarnya untuk berbuat lebih dalam menjaga kelestarian alam.
 
 
Pada sesi diskusi, peserta antusias dengan mengirimkan teks pertanyaan yang selanjutnya dielaborasi dengan live video. Diskusi yang menarik perhatian adalah mengenai waste management. Baik sampah rumah tangga, pengelolaan sampah di tempat wisata, hingga penggunaan bahan ramah lingkungan seperti botol minum/tumbler dan stainless straw. Vania menjelaskan bahwa Ia lebih memilih untuk tidak menggunakan sedotan sekali pakai atau stainless straw, karena dibalik proses produksi terdapat jejak karbon (carbon foot print) yang kurang baik untuk lingkungan. Untuk pengelolaan sampah di tempat wisata, Putu Ayu menjelaskan bahwa pentingnya koordinasi pengelola wisata untuk menerapkan aturan dan fasilitas, serta membuat perencanaan lingkungan yang sustainable ditempat wisata tersebut.
 
Siska Nirmala sebagai pencetus komunitas Zero Waste Adventure menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang menghasilkan sampah harus mulai dikurangi. Ia menambahkan bahwa masyarakat perlu diedukasi secara tepat sesuai dengan target sosial dan ekonomi. Hal ini agar edukasi dapat dipahami secara baik. Dewi Purningsih sebagai jurnalis lingkungan di media online menekankan pentingnya media dalam memberikan informasi yang benar dan terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan bumi untuk masa depan. Sama halnya dengan kejadian yang menimpa bumi seperti kebakaran hutan, banjir, pencemaran lingkungan, bahkan pandemi yang berlangsung saat ini adalah sebagai refleksi atas apa yang dilakukan manusia kepada alam.
 
Perempuan dapat mengambil peran sebagai salah satu program pengarusutamaan gender yang menjadi target Presiden Jokowi dalam rangka meraih SDGs goals. Perempuan memiliki suara dan hak untuk mengemukakan pendapat, serta bertindak untuk membantu bumi. Masalah lingkungan dan kerusakan yang terjadi di bumi memang kompleks, yang mayoritas adalah akibat ulah manusia. Diperlukan kontribusi dari semua pihak baik dari masyarakat, Pemerintah, Dunia Usaha, Komunitas, maupun media massa untuk sama-sama menjadi pengawas sekaligus pemeran dalam mengurangi kerusakan yang terjadi di bumi.
 
Diakhir diskusi, para pembicara memberikan masukan untuk tetap menjaga diri dan lingkungan selama situasi pandemi Covid-19 di rumah. Dimulai dari diri sendiri dan hal kecil. Beberapa kebiasaan bisa diubah seperti hemat air, serta penggunaan bahan detergen/sabun yang lebih ramah lingkungan. Pada situasi pandemi saat ini, Ditjen PPKL mencoba tetap memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat baik di media sosial maupun ajang diskusi terbuka seperti Webinar ini. Diharapkan akan ada Webinar selanjutnya yang mengangkat topik/isu hangat terkait lingkungan dan keseharian masyarakat.
 
----00000----