News Photo

SOLUSI ILMIAH DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN SAMPAH PLASTIK DI LAUT INDONESIA “FGD Marine Litter Forum with Science”

  • Selasa, 21 Juli 2020
Jakarta, 21 Juli 2020. Pencemaran sampah plastik di laut masih menjadi momok bagi ekosistem laut kita. Sampah yang berasal dari daratan akibat aktivitas manusia kerap kali bermuara di laut yang menjadikan potensi pencemaran pesisir dan laut meningkat. Sampah plastik jadi isu penting banyak negara karena pencemarannya terus meningkat setiap tahunnya.
 
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2019 menunjukkan komposisi sampah didomdinasi oleh sampah organik yakni mencapai 60% dari total sampah. Sampah plastik menempati posisi kedua dengan total 14% disusul sampah kertas 9% dan karet 5,5% di mana sampah lainnya terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya. Laporan World Bank menyatakan bahwa tren plastik di kota-kota metropolitan besar dan daerah perkotaan pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan tahunan dari 2011 dan tercatat telah mencapai lebih dari 1,4 juta ton pada tahun 2015.
 
Tak hanya di daratan, sampah plastik juga mulai mencemari laut. Sampah plastik menempati posisi kedua dengan total 14% dari total komposisi sampah di Indonesia. Diperlukan berbagai upaya untuk bersama mengurangi sampah laut, diantaranya adalah penelitian ilmiah yang telah banyak dipraktikkan oleh para pakar dan para ahli sangat penting untuk membantu dan memperkaya dalam mengidentifikasi solusi atau alternatif untuk mengendalikan pencemaran sampah laut khususnya sampah plastik yang berasal dari sungai dan darat.
 
Pengendalian pencemaran sampah laut tidak terlepas dari aspek penelitian ilmiah. Aspek penelitian ilmiah yang telah banyak dipraktikkan oleh para pakar dan para ahli sangat penting untuk membantu dan memperkaya dalam mengidentifikasi solusi atau alternatif untuk mengendalikan pencemaran sampah laut khususnya sampah plastik yang berasal dari sungai dan darat. Oleh karena itu identifikasi solusi pengendalian pencemaran sampah laut berbasis penelitian ilmiah perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan krisis pencemaran lingkungan.
 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Regional Capacity Center for Clean Seas (RC3S) dengan Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) menyelenggarakan FGD Online Marine Litter Forum with Science, “Solusi Pengendalian Pencemaran Sampah Plastik Di Laut Berbasis Penelitian Ilmiah”. FGD ini dibuka oleh Direktur Jenderal PPKL dan diikuti peserta yang berasal dari akademisi, lembaga penelitian, dan pakar lingkungan, serta Norwegian Institute for Water Research (NIVA) yang memiliki pengetahuan dan keahlian mengenai monitoring method pengurangan polusi sampah plastik di sungai dan pesisir.
 
Direktur Jenderal PPKL, M.R. Karliansyah menjelaskan upaya yang telah dilakukan dan akan dikembangkan oleh Indonesia dalam penanggulangan sampah laut, diantaranya dengan pemantauan sampah laut yang periodik. Selain itu, KLHK mulai tahun 2019 telah membuat baseline Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) yang akan dimasukan ke dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Dr. Thorjorn Larssen dari NIVA menjelaskan mengenai pengalaman dan metode yang dikembangkan yaitu dengan pengurangan dari sumber, pemantauan, pembuatan kebijakan, dan mitigasi. Menurutnya, diperlukan komitmen dari negara ASEAN melalui peningkatan kapasitas masing-masing pemangku kepentingan.
 
Hasil FGD ini didapatkan solusi dan best practise yang telah dikembangkan untuk kemudian diterapkan di Indonesia dalam rangka pengendalian sampah laut yang tepat berbasis penelitian ilmiah, meliputi aspek pemantauan, pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.