News Photo

PASUKAN PENJAGA KELESTARIAN SUNGAI “PATROLI SUNGAI”

  • Senin, 27 Juli 2020
Jakarta, 27 Juli 2020. Setiap tanggal 27 Juli, Indonesia memperingati Hari Sungai Nasional, momen ini menjadi tepat untuk mengevaluasi kondisi sungai-sungai dan memberikan gambaran kompleksitas permasalahan sungai dari hulu hingga hilir. Peringatan ini bermula sejak tahun 2011 yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai. Ditetapkannya Hari Sungai Nasional ini adalah untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar peduli terhadap sungai. Sungai adalah salah satu aliran perairan yang menjadi tempat bergantung bahkan merupakan sumber kehidupan utama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
 
Adanya Hari Sungai Nasional diharapkan dapat membantu pemerintah untuk melakukan proses pemulihan pada sungai-sungai yang rusak dan tercemar di Indonesia. Capaian dalam langkah mengurangi pencemaran air dituangkan melalui penilaian Indeks Kualitas Air (IKA) dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), IKA sampai tahun 2019, mayoritas sungai masih tercemar berat. Nilai IKA tahun 2019 adalah 52,61 menunjukan bahwa beban pencemaran air masih terjadi, diantaranya adalah akibat pembuangan sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) berupa limbah rumah tangga hingga limbah cair industri. Hingga kini Pemerintah terus mengupayakan untuk meningkatkan kualitas air pada setiap tahun dengan strategi pengendalian pencemaran air yaitu pencegahan, penanggulangan dan pengendalian.
 
Program KLHK salah satunya adalah pengendalian pencemaran air. Untuk mendukung program pengelolaan lingkungan di kawasan sungai, KLHK membentuk Program Patroli Sungai sejak tahun 2018. Kegiatan ini adalah inovasi dari KLHK, Komunitas Peduli Sungai Ciliwung dan Walikota Bogor. Program ini berupa database dan aplikasi Patroli Sungai bekerjasama dengan Komunitas Peduli Ciliwung, Yayasan Sahabat Ciliwung, dan Sahabat Citarum. Konsep Patroli Sungai ini adalah naturalisasi Sungai Ciliwung di Bogor yang bermula dari inisiasi Tim Satgas Komunitas Peduli Ciliwung (KCP) Bogor.
 
Patroli Sungai dikembangkan ke dalam aplikasi berbasis smartphone dan fasilitas peralatan kegaiatan. Aplikasi ini dinamakan Patroli Pengawasan Pembuangan Limbah di Sungai. Aplikasi ini berfungsi untuk secara langsung mengawal pembuangan limbah di sungai yang bisa dilakukan oleh masyarakat umum atau para sukarelawan Patroli Sungai (komunitas) dan bisa dipantau langsung oleh KLHK. Dengan aplikasi ini, diharapkan peran aktif masyarakat atau sukarelawan bisa lebih efektif, cepat, dan tepat sehingga pencemaran di sungai lebih terkendali.
 
Untuk mendukung kegiatan pengawasan, dilakukan aksi kegiatan bersih Sungai Ciliwung dilakukan setiap hari Sabtu oleh KCP Bogor. Tim Patroli Sungai melakukan bersih sungai, pemetaan sampah, serta mengedukasi masyarakat melalui pendampingan. Selain di Bogor, Patroli Sungai juga sudah dilakukan di Komunitas Ciliwung Depok dan Sahabat Lingkungan Karawang. Relawan Patroli Sungai menjadi satgas yang masuk ke dalam program pengawasan dan pengendalian beban pencemaran (Program Prokasih). Tim Patroli Sungai terdiri dari Dinas PUPR, Dinas LH, Personil TNI/Babinsa, KPC, Koramil, Satpol PP, dan relawan. Anggota Tim Patroli Sungai bertugas untuk memetakan wilayah sumber pencemar, membersihkan sampah dan limbah, mengedukasi sekaligus mengawasi warga bantaran sungai untuk ikut menjaga lingkungan sungai. Hasil pemantauan akan dilaporkan dengan memasukan foto, penjelasan kegiatan, dan lokasi ke aplikasi secara online untuk terus dipantau perkembangan dan keberhasilannya.
 
Salah satu contoh Tim Patroli Sungai adalah Yayasan Sahabat Ciliwung dengan wilayah kerja atau berkegiatan di segmen Kota Depok dengan panjang sungai Ciliwung 29 km, yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor di hulu serta DKI Jakarta di hilir. Aktifitas yang dilakukan seperti pendataan titik sampah dan limbah, baik limbah industri dan limbah rumah tangga. Setelah mengetahui titik-titik sampah dan limbah sungai, tim melakukan patroli darat untuk menemui masyarakat atau pelaku pembuang sampah/limbah, memberikan edukasi lingkungan agar meraka lebih peduli hingga solusi penanganan sampah dan limbah itu sendiri.
 
Tim Patroli Sungai juga dibekali dengan keahlian Search and Rescue (SAR) untuk mempersiapkan relawan yang tangguh di lokasi bencana baik di sungai dan di darat. Selain mendapatkan dana dari Pemerintah, komunitas mendapatkan pemasukan dari  usaha di bidang wisata air (Arung Edukasi Ciliwung). Mulai Tahun 2015 dengan konsep Patroli Sungai Ciliwung dan Green To School yaitu program pembinaan dan pemberian wawasan lingkungan ke 70 sekolah SD, SMP dan SMA di kota Depok. Tak lupa, tim Patroli Sungai juga mengedukasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung.
 
Konsep pengelolaan dan perlindungan lingkungan sungai selain menjadi sarana edukasi bahwa sungai bukan hanya memberikan fungsi ketersediaan air dan sumberdaya alam lain dari kelengkapan ekosistemnya, tetapi juga mempunyai fungsi ekonomi dan sosial budaya yang bermanfaat untuk menumbuh kembangkan kesadaran akan betapa bermanfaat dan pentingnya sungai dengan kualitas air dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi keberlanjutan kehidupan. Diharapkan Program Patroli Sungai yang baik ini, tidak hanya dapat dilaksanakan di Sungai Ciliwung, akan tetapi juga dapat direplikasi ke sungai-sungai lain di Indonesia dan didukung oleh berbagai pihak, baik pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat itu sendiri.