News Photo

Selamatkan dan Lestarikan yang Tersisa - PERINGATAN HARI CILIWUNG KE-9 TAHUN 2020

  • Sabtu, 14 November 2020
Jakarta, 14 November 2020. Tanggal 11 November ditetapkan sebagai Hari Ciliwung. Deklarasinya dilakukan oleh Komunitas Pegiat Penyelamatan Ciliwung pada 2012. Penentuan Hari Ciliwung diawali penemuan dua kura-kura bulus pada tanggal 11 November 2011. Inilah yang menjadi semangat komunitas tersebut bahwa masih ada ekosistem endemik Ciliwung yang perlu dilestarikan kehidupannya. Menyambut peringatan tersebut, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) M.R. Karliansyah menghadiri peringatan Hari Ciliwung ke-9 di Kantor Pusat Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) Jakarta.
 
Peringatan Hari Ciliwung hari ini diinisiasi oleh GCB Jakarta selaku koordinator kegiatan peduli Sungai Ciliwung dengan mengangkat tema “Selamatkan dan Lestarikan yang Tersisa”. Hari Ciliwung menjadi momentum penyelamatan ekosistem dan pelestarian lingkungan sungai. Termasuk satwa endemik, serta pengendalian pencemaran dari sampah dan limbah. Selain Dirjen PPKL, kegiatan ini dihadiri oleh Ketua GCB Peni Susanti, Pengurus GCB, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Direktur Utama PAM Jaya, Presiden Direktur PALYJA, Miss Earth 2019 Cinthia Kusuma Rani, KSM Sahabat Lingkungan Karawang, Yayasan Sahabat Ciliwung Depok, serta Komunitas Peduli Ciliwung Bogor.
 
Sungai Ciliwung adalah sungai strategis di Indonesia dan sekaligus ikon Ibu Kota Jakarta. Sungai Ciliwung menjadi salah satu sungai strategis di Indonesia dan ikon Jakarta. Membentang seluas 119 KM, dari hulu di Kabupaten Bogor berujung di Teluk Jakarta. Ciliwung sebagai pusat kehidupan masyarakat sekitar. Begitu banyak manfaat dari sumber air baku, irigasi, hingga aktivitas wisata.
 
Gerakan komunitas yang ada di sekitar Sungai Ciliwung tercatat mulai pada tahun 1989 atas dasar insiasi Gubernur Jakarta saat itu. Pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dnegan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pekerjaan Umum, Dana Mitra Lingkungan dan Lembaga Swadaya Masyarakat mencetuskan gerakan untuk memperhatikan sungai-sungai di Jakarta, khususnya Sungai Ciliwung dengan nama Gerakan Ciliwung Bersih (GCB).
 
Upaya perbaikan kualitas Sungai Ciliwung telah banyak dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan maupun komunitas yang dilakukan secara bersama melalui berbagai kegiatan seperti restorasi sungai melalui Ekoriparian, bersih sampah, sekolah sungai, dan patroli sungai. Dengan kualitas air yang membaik tentunya mendukung konservasi ekosistem sungai.
 
Gerakan komunitas adalah modal sosial masyarakat yang sangat penting dan sangat diperlukan keberadaannya sebagai salah satu modal agar upaya perbaikan kualitas air sungai dapat berkelanjutan dan menjadi budaya masyarakat. Kegiatan komunitas ini bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta, KLHK, KemenPUR, masyarakat, dan lembaga lainnya bahu membahu memperbaiki dan mempertahankan kualitas sungai.
 
Gerakan Ciliwung Bersih adalah pembina dan cikal bakal dari komunitas-komunitas yang lahir di sepanjang Ciliwung. Ada lebih dari 31 komunitas dari hulu sampai hilir yang aktif berkoordinasi dalam memperbaiki lingkungan Sungai Ciliwung. Diharapkan akan terjadi perbaikan kualitas air sungai Ciliwung secara bertahap dari tahun ke tahun. Data pemantauan menunjukan adanya perbaikan kualitas air Sungai Ciliwung yang didukung juga dengan hadirnya biota yang tadinya sudah tidak ada, tetapi ditemukan lagi seperti lobster dan ikan gabus. 
 
“Ini adalah dampak nyata dari upaya dan usaha yang sungguh-sungguh, tidak kenal lelah, tanpa henti, bergerak bersama para aktivis Ciliwung yang sudah lebih dari 30 tahun ini. Maka wajar, jika kita semua wajib memberikan penghargaan kepada seluruh komunitas yang telah memberikan sumbangsih terhadap perbaikan kualitas Sungai Ciliwung ini. Penghargaan ini diharapkan dapat mendorong kinerja komunitas menjadi lebih baik lagi”, jelas Karliansyah dalam sambutan pembukaan.
 
Dalam pelibatan komunitas, KLHK melalui Direktorat Jenderal PPKL membentuk Patroli Sungai yang anggotanya terdiri dari komunitas yang saat ini masih dilakukan pengembangan. Patroli Sungai bertugas untuk mengidentifikasi dan inventarisasi permasalahan dan potensi yang ada di sepanjang sungai, seperti sampah dan limbah. Tak lupa, Tim Patroli Sungai yang terdiri dari komunitas dan warga sekitar sungai, secara rutin membersihkan sungai dan memberikan edukasi kepada warga.
 
Laporan pantauan Tim Patroli Sungai diunggah ke aplikasi daring sehingga KLHK mendapatkan laporan secara cepat dan tepat. Data tersebut digunakan untuk memberikan solusi dan tindak lanjut atas kondisi yang terjadi di lapangan. Tim Patroli Sungai dibekali pengetahuan melalui bimbingan teknis mengenai cara menghitung volume timbulan sampah dan pengelolaannya, susur sungai, perhitungan debit air limbah, pengambilan sampel air dan limbah, serta pemetaan sosial.
 
Dalam kesempatan ini KLHK memberikan bantuan APD dan perahu karet kepada komunitas untuk mendukung kegiatan operasional Patroli Sungai Ciliwung. 
 
“Dengan melihat modal sosial yang dimiliki oleh komunitas Ciliwung ini dan mereplika pola program yang sudah dilakukan, maka mimpi untuk mewujudkan Ciliwung yang bersih dan indah akan segera terwujud”, ungkap Karliansyah.