News Photo

Webinar KITA BISA Seri Ketiga "Ekspresi Cinta Lingkungan Melalui Karya Tulis"

  • Senin, 24 Mei 2021
Jakarta, 24 Mei 2021. Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2021 mendatang, Direktorat Jenderal PPKL KLHK akan menyelenggarakan serangkaian lomba yang salah satunya adalah Karya Tulis Populer tingkat SMP dan SMA dengan tema “Generation Restoration: Reimagine, Recreate, Restore” yang dikaitkan dengan bidang air (sungai dan pesisir), udara serta lahan (gambut dan akses terbuka). Tujuan dari lomba ini dimaksudkan memicu siswa/siswi SMP dan SMA seluruh Indonesia untuk lebih kreatif dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah mereka terima di sekolah ataupun ide dan gagasan terkait perbaikan dan pemulihan lingkungan melalui media tulisan. Sebagai sarana edukasi kepada masyarakat umum dan pembekalan untuk peserta lomba, Ditjen PPKL menyelenggarakan Webinar KITA BISA Seri Ketiga dengan Tema “Ekpresi Cinta Lingkungan Melalui Karya Tulis”.
 
Generasi muda memiliki komposisi penduduk dan potensi yang besar di Indonesia. Generasi ini harus dipantik semangatnya dan diberikan dukungan yang positif, sehingga mampu menangkap kesempatan dan mengupayakan hal tersebut menjadi prestasi. Hal ini yang menjadi dasar dilaksanakan webinar ini. Generasi muda memiliki kemampuan mempengaruhi generasi lain, baik secara intragenerasi dan antargenerasi dengan media kreatif, salah satunya adalah tulisan. Menulis adalah salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh manusia. Menulis adalah sarana efektif berkomunikasi untuk menyampaikan ide atau pemikiran, dengan menulis juga kita merekam sejarah yang terjadi pada saat ini.
 
Diskusi webinar dipandu oleh moderator Puspita Ayu (Pro3 RRI) yang diikuti oleh kurang lebih 339 orang melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Para peserta tampak antusias selama mengikuti webinar dengan memberikan pertanyaan pada narasumber yaitu Suradi (jurnalis dan dosen ATVI), Gesit Ariyanto (Kepala Desk Regional Harian KOMPAS), dan Robert Adhi KSP (penulis buku dan blogger). Selama acara para narasumber memberikan masukan mengenai cara mengembangkan ide dan menulis terkait isu lingkungan.
 
Narasumber pertama yaitu Robert Adhi KSP yang berprofesi sebagai penulis buku dan blogger. Dalam paparannya, Robert menjelaskan bahwa pentingnya memupuk kebiasaan membaca dan menulis sejak kecil karena sangat berpengaruh pada kemampuan menulis pada usia dewasa, apapun profesi yang ditekuni. Menurutnya, media menulis yang mudah bisa dilakukan melalui blog. Meski melalui media sosial juga bisa, namun blog dinilai lebih bisa menuangkan ide lebih banyak. Tips yang diberikan oleh Robert untuk memulai menulis adalah membuat outline yang berupa rancangan isi agar tetap fokus dan tulisan tidak melebar kemana-mana. Karya tulisan sederhana bisa dimulai dengan menulis blog, pilih topik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Robert juga menyatakan bahwa tulisan bisa menggerakan kepedulian lingkungan asal ditulis dengan bahasa yang mengalir, enak dibaca, dan komprehensif lengkap. Kemudian bagikan hasil karya tulisan melalui aplikasi pesan atau media sosial kepada orang lain.
 
Suradi yang berprofesi sebagai jurnalis dan dosen Akademi Televisi Indonesia memaparkan mengenai pengolahan ide dan gagasan dalam penulisan karya tulisan populer. Menurut Suradi, ide isu lingkungan selain dari kehidupan sehari-hari juga dari pengaruh tokoh-tokoh terkenal yang bergerak di bidang lingkungan. Aktifitas dan gerakan yang dilakukan tokoh tersebut dapat menjadikan penggerak diri agar dapat mengikuti dan tercipta ide untuk mempopulerkan isu lingkungan. Mengembangkan ide bisa dari diskusi tentang perkembangan lingkungan sekitar. Transformasikan ide tersebut ke dalam tulisan pendek, bahasa yang mudah dipahami, dan memanfaatkan teknologi digital berkembang. Sesuaikan dengan tren yang diminati. Suradi juga menekankan bahwa dalam menulis haruslah karya orisinal dan tidak menjiplak hasil karya orang lain.
 
Tulisan tidak dapat dipisahkan dari peran media massa terutama media cetak sebagai sumber media pertama dalam bentuk tulisan. Gesit Ariyanto dari Harian KOMPAS mengungkapkan bagaimana pengemasan isu lingkungan global di media massa. Terdapat 5 isu besar lingkungan di media massa yaitu: (1) perubahan iklim (pemanasan global); (2) biodiversitas (kepunahan spesies); (3) mutu air (mikroplastik); (4) polusi udara, suara, tanah; dan (5) deforestasi (kerusakan hutan). Isu-isu inilah yang sering diangkat oleh media massa yang mendapatkan perhatian besar pembaca. Di media massa sendiri untuk pengolahan isu terdapat “isu media arus utama” yaitu yang dipilih oleh media massa itu sendiri untuk diangkat dan ditekankan untuk menjadi perhatian. Isu media arus utama mengenai lingkungan Indonesia pada awal tahun 2021 ini adalah bencana hidrometerologis dan alih fungsi lahan. Khusus untuk isu perubahan iklim tidak hanya menjadi perhatian media nasional, tetapi juga internasional. Hampir setiap hari isu ini memenuhi kolom media massa global. Untuk itu, Gesit memberikan tips untuk mengangkat isu yang memang menjadi tren dan perhatian banyak orang pada tulisan agar menarik perhatian pembaca. Di Indonesia sendiri, Gesit mengungkapkan isu yang masih banyak diangkat adalah mengenai sampah dan perubahan iklim. Hal ini nampak dari banyaknya hasil pencarian melalui Google. Selain mengikuti isu tren, penulis bisa memulai ide yang baru untuk diangkat. Gunakan data, fakta, kriteria news value, dan cara penulisan yang tepat agar isu tersebut dapat diangkat menjadi perhatian masyarakat. Jangan lupakan juga penggunakan kode etik penulisan.
 
Dengan menulis kita dapat menggerakan pemikiran pembaca dengan diksi yang kita pilih, ide yang kita kembangkan, dan ekspresi yang direkam dalam tulisan. Sehingga pembaca memahami ide/gagasan yang kita sampaikan dan tergerak untuk merealisasikan ide tulisan tersebut. Mari asah dan kembangkan ide kreatif kalian melalui menulis sekaligus membangkitkan kesadaran untuk peduli lingkungan!
 
 
 
Untuk informasi lebih lanjut mengenai lomba karya tulis:
TOR dan poster: http://bit.ly/LombaKaryaTulisPPKL
Pendaftaran: http://bit.ly/PendaftaranLombaKaryaTulis2021.